🌫️ Sesungguhnya Manusia Akan Menyaksikan Sendiri

Sungguh peristiwa berlangsungnya kiamat merupakan peristiwa yang sangat menakutkan dan menggoncangkan jiwa manusia. Bila kita cermati ayat-ayat Al-Qur'an yang menggambarkan peristiwa kiamat, maka kita akan segera melihat pemandangan yang sangat mengerikan. Kita tidak bisa bayangkan bagaimana manusia bisa selamat dari peristiwa tersebut. AncamanAllah s.w.t. kepada manusia yang ingkar dan yang sangat mencintai harta benda bahwa mereka akan mendapat balasan yang setimpal di kala mereka dibangkitkan dari kibur dan di kala isi dada mereka ditampakkan. dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) Tafsiras-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H 7. "Dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya," yakni sesungguhnya manusia menyaksikan keengganannya menunaikan kewajiban dan keingkaran yang ia ketahui pada dirinya, ia tidak membantah dan tidak mengingkarinya: karena itu adalah sesuatu yang jelas. menyebabkansetiap manusia. mempunyai pengertian hidup yang. berbeda.Ada. yang sadar dan ada pula yang. tidak menyadari apa sebenarnya. arti dari sebuah kehidupan yang sesungguhnya.Tidak ada. yang bisa menyangkal kalau. seseorang belum mengetahui akan. arti sebuah kehidupan yang sesungguhnya.Tentu semuanya. Manusiayang Sesungguhnya 22 November 2018 10:30 seperti halnya makhluk hidup lain akan berinteraksi dengan lingkungannya. Manusia dapat mempengaruhi lingkungannya dan sebaliknya, manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Manusia tidak dapat berdiri sendiri di luar lingkungan hidupnya. Membicarakan manusia, harus pula membicarakan SEBELUMkedatangan risalah Islam, manusia berada dalam kesesatan akidah dan cara hidup yang menyeleweng sebagaimana dijelaskan di dalam al-Quran surah Ali Imran ayat 164\/strong> yang bermaksud: \"Sesungguhnya Allah telah mengurniakan (rahmat-Nya) kepada orang-orang yang beriman, setelah Ia mengutuskan dalam kalangan mereka seorang Rasul Translationsin context of "MANUSIA ITU SESUNGGUHNYA" in indonesian-english. HERE are many translated example sentences containing "MANUSIA ITU SESUNGGUHNYA" - indonesian-english translations and search engine for indonesian translations. RenunganJumat: Jangan Kamu Membunuh Diri Kalian "Walaa Taqtulu Anfusakum" Oleh: H. Marhaban Adhang, S.HI Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kota Kupang. AKHIR-AKHIR ini kita banyak mendengar dan menyaksikan berita tentang maraknya kejadian bunuh diri atau aksi bom bunuh diri di beberapa tempat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, baik dengan menggunakan bahan peledak maupun Kelakakan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera. "Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta Dan sesungguhnya manusia itu terhadap hal tersebut) terhadap keingkarannya (menyaksikan sendiri) bahwa dirinya telah berbuat ingkar. terjemahan ayat Surat Al-Baqarah Ayat 56 Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur. Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, Dan Sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, Dan Sesungguhnya (manusia) sangat bakhil karena Sesungguhnyaberuntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Asy-Sayms: 7-10) Sesungguhnya apapun yang kita lakukan di bumi ini, diperuntukkan bagi diri sendiri. Engkau tidak akan diberikan balasan, melainkan atas dasar amal perbuatanmu sendiri. Allah Ta'ala berfirman, VHXVdPA. Surat Al Adiyat beserta Artinya, Tafsir dan Asbabun NuzulSurat Al Adiyat العاديات adalah surat ke-100 dalam Al Quran. Berikut ini terjemahan, asbabun nuzul, dan tafsir Surat Al ini terdiri dari 11 ayat. Termasuk Surat Makkiyah. Dinamakan surat Al Adiyat yang berarti kuda yang berlari kencang. Nama ini diambil dari ayat pertama yang Allah bersumpah dengannya. Surat ini tidak memiliki nama Al Adiyat dan ArtinyaBerikut ini Surat Al Adiyat dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesiaوَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا 1 فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا 2 فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا 3 فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا 4 فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا 5 إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ 6 وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ 7 وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ 8 أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ 9 وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ 10 إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌWal aadiyaati dlobhaa. Falmuuriyaati qodhaa. Falmughiirooti shubhaa. Fa atsarna bihii naq’aa. Fawasathna bihii jam’aa. Innal insaana lirobbihii lakanuud. Wa innahuu alaa dzaalika lasyahiid. Wa innahuu lihubbil khoiri lasyadiid. Afalaa ya’lamu idzaa bu’tsiro maafil qubuur. Wahushshila maa fish shuduur. Inna robbahum bihim yaumaidzil lakhobiirArtinyaDemi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan kuku kakinya, dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh. sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan NuzulSebagian ulama berselisih apakah surat ini turun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah atau berpendapat surat ini Madaniyah, karena ada hadits yang diriwayatkan Bazzar, Ibnu Abi Hatim dan Hakim tentang asbabun nuzul ayat 1 Surat Al Adiyat. Dari Ibnu Abbas, ia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengirim pasukan berkuda. Selama satu bulan tak ada kabar. Lantas turunlah Surat Al nuzul ini dicantumkan Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al secara urutan mushaf, ia merupakan surat ke-100. Yakni setelah Surat Al Zalzalah. Jika surat Al Zalzalah diakhiri dengan balasan atas setiap kebaikan dan keburukan, surat Al Adiyat menjelaskan apa yang mengantarkan pada amal-amal buruk Al Adiyat secara umum menggambarkan kerugian kebanyakan manusia pada hari terjadinya zalzalah kiamat. Yakni mereka yang ingkar kepada nikmat Allah, bakhil karena cinta dunia dan tidak mempersiapkan diri menghadapi Surat Al AdiyatTafsir surat Al Adiyat ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah. Ia bukan tafsir baru melainkan ringkasan kompilasi dari tafsir-tafsir tersebut. Juga ditambah dengan referensi lain seperti Awwal Marrah at-Tadabbar al-Qur’an dan Khawatir Qur’ Al Adiyat ayat 1وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًاDemi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,Kata al adiyat العاديات berasal dari kata adaa – ya’duu عدا – يعدوا yang berarti jauh atau melampaui batas. Dari kata itu muncul berbagai derivasi namun tetap mengandung makna jauh. Misalnya aduw عدو yang artinya musuh. Bermusuhan karena jauhnya pula al aduw العدو yang artinya berlari cepat. Menempuh jarak jauh dalam waktu singkat. Ada pula udwaan عدوان yang artinya agresi. Karena yang melakukannya jauh dari kebenaran dan harfiah, kata al adiyat العاديات berarti yang berlari kencang. Kata ini tidak menjelaskan siapa pelakunya. Menurut jumhur ulama termasuk Ibnu Abbas, artinya adalah kuda yang berlari kencang. Namun menurut Ali bin Abu Thalib, al adiyat di ayat ini adalah unta. Ia berhujjah, pada Perang Badar, kaum muslimin mengendarai unta. Hanya ada dua ekor kuda yang dibawa yakni milik Az Zubair dan Al yang mayoritas mengartikan kuda berhujjah, sebab sifat-sifat dalam surat ini ada pada kuda, bukan unta. Mulai dari mengeluarkan dengusan nafas saat berlari, hingga mengeluarkan percikan api. Unta secepat apa pun larinya, ia tak bisa menghasilkan percikan dhabhan ضبحا berarti dengusan nafas saat berlari. Ibnu Abbas mengatakan, tidak ada binatang yang mengeluarkan dengusan nafas saat berlari kecuali kuda dan Katsir menjelaskan, dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan menyebut kuda apabila dilarikan di jalan Allah, maka ia lari dengan kencang dan keluar suara dengus Al Adiyat ayat 2فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًاdan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan kuku kakinya,Kata al muuriyaat الموريات menunjukkan pelaku yang menyalakan api. Dari kata waraa – waryan ورى – وريا atau wariya – yarii ور ي- يري yang artinya menyalakan api. Kata fa ف sebelum al muuriyaat menunjukkan bahwa nyala atau percikan api itu merupakan akibat dari berlari qadhan قدحا berasal dari kata qadaha قدح yang artinya mengeluarkan atau memercikkan. Baik air dari kolam, kuah dari mangkuk maupun api dari batu, ia disebut qadhan jika keluarnya sedikit. Karenanya ayat ini dipahami kuda yang berlari kencang hingga menimbulkan percikan api akibat gesekan kakinya dengan Katsir menafsirkan ayat ini “yakni suara detak teracaknya ketika menginjak batu-batuan, lalu keluarlah percikan api darinya.”Surat Al Adiyat ayat 3فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًاdan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,Kata al mughiirat المغيرات merupakan bentuk jamak dari al mughiir المغير. Berasal dari kata aghaara أغار yang artinya bercepat-cepat melangkah. Dari situ kemudian makna umumnya menjadi serangan mendadak yang dilakukan dengan mengendarai shubhan صبحا artinya adalah waktu subuh. Menggambarkan serangan itu cepat dan mendadak waktunya.“Yaitu di waktu musuh sedang lengah, lalai atau mengantuk. Angkatan perang itu tiba-tiba datang laksana diturunkan dari langit,” kata Buya Hamka dalam Tafsir Al yang mengartikan al adiyat dengan unta, menafsirkan ayat ini sebagai berangkat di waktu Subuh dari Muzdalifah ke Mina. Namun pendapat ini tidak sekuat tafsir tentang kuda perang yang juga merupakan pendapat Ibnu Abbas, Mujahid dan Al Adiyat ayat 4فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًاmaka ia menerbangkan debu,Ibnu Katsir menjelaskan, maknanya adalah tempat yang kuda-kuda dan unta-unta itu berada, baik dalam ibadah haji maupun dalam jihad, debu-debuh beterbangan Al Adiyat ayat 5فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًاdan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan jam’an جمعا digunakan dalam Al Quran untuk menunjuk kelompok besar dan selalu menduga akan mampu meraih kemenangan. Menurut Buya Hamka, artinya adalah kumpulan mufassir menjelaskan, lima ayat yang dimulai dengan sumpah Allah ini menggambarkan cepatnya kedatangan kiamat. Laksana serangan mendadak pasukan berkuda di pagi hari pada zaman Adil Muhammad Khalil menjelaskan, sumpah Allah dengan kuda perang dalam lima ayat ini untuk menunjukkan bahwa kuda melakukan itu semua meskipun dengan terengah-engah demi memenuhi kehendak tuannya. Lalu mengapa manusia justru ingkar kepada Allah dan tidak melakukan apa yang diperintahkan demi mendapat ridha-Nya?Surat Al Adiyat ayat 6إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌSesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,Kata kanuud كنود merupakan bentuk superlatif dari kata kanada كند yang artinya tandus. Bentuk superlatif ini menggambarkan betapa besar kekufuran dan keingkaran manusia sehingga tidak mau memberikan bantuan sekecil apa Hamka mengatakan, arti kanuud adalah tidak berterima kasih, melupakan jasa. “Berapapun nikmat diberikan Allah, ia tidak merasa puas dengan yang telah ada itu bahkan minta tambah lagi. Nafsunya tidak pernah merasa cukup dan kenyang; yang ada tidak disyukurinya, yang datang terlebih dahulu dilupakannya.”Ibnu Katsir menafsirkan, sesungguhnya manusia itu benar-benar mengingkari nikmat-nikmat Al Adiyat ayat 7وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌdan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya,Kata syahiid شهيد berasal dari syahida شهد yang artinya menyaksikan. Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, sesungguhnya manusia itu benar-benar menyaksikan sendiri mengakui keingkaran dirinya melalui sepak terjangnya. Terlihat jelas dari ucapan dan Al Adiyat ayat 8وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌdan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada al khair الخير juga punya arti kebaikan. Namun di ayat ini, artinya adalah harta benda. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menegaskan makna ini sebagaimana firman Allah pada Surat Al Baqarah ayat عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَDiwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan tanda-tanda maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf, ini adalah kewajiban atas orang-orang yang bertakwa. QS. Al Baqarah 180Kata syadiid شديد berasal dari kata syadda شدّ yang bisa berarti menguatkan ikatan. Karena ikatannya dengan harta sangat kuat, ia enggan untuk melepaskannya. Ia menjadi sangat dua penafsiran ayat ini. Pertama, sesungguhny manusia itu sangat mencintai harta. Kedua, sesungguhnya karena kecintaannya kepada harta membuatnya jadi kikir. Ibnu Katsir membenarkan kedua penafsiran Al Adiyat ayat 9أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِMaka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,Kata bu’tsira القارعة awalnya bermakna membolak-balik sesuatu. Kata ini memberi kesan kegelisahan dan ketergesaan. Misalnya membolak-balikkan lemari karena mencari sesuatu. Dalam kubur nanti, dicari dan dibongkar dengan ketergesaan hingga gelisahlah isi hati yang Ibnu Katsir, maknanya adalah dikeluarkannya orang-orang yang telah mati dari dalam kuburnya. Az Zuhaili juga menafsirkan, orang-orang yang di dalam kubur akan dibangkitkan. Begitu pula Sayyid Qutb dan Buya Al Adiyat ayat 10وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِdan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,Kata hushshila حصل memiliki arti memisahkan, mengemukakan atau menghimpun. Kata ash shuduur الصدور merupakan bentuk jamak dari ash shadr الصدر yang artinya dada. Maknanya adalah hati Ibnu Abbas, maknanya adalah apabila dilahirkan dan ditampakkan apa yang selama itu mereka sembunyikan dalam Al Adiyat ayat 11إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌsesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan khabir خبير berasal dari khabar خبر yang artinya pencarian untuk mencapai pengetahuan yang pasti tentang hakikat sesuatu. Jika dipakai sebagai sifat Allah, ia mengandung arti pengetahuan-Nya menyangkut hal-hal yang detil serta tersembunyi, betatapun kecilnya sesuatu dan betapapun tersembunyi, pasti diketahui Tafsir Surat Al AdiyatSurat Al Adiyat ini diawali dengan sumpah Allah. Dia bersumpah dengan kuda perang yang lari kencang tengerah-engah hingga memercikkan api saat kakinya bergesekan dengan batu. Semua itu rela dilakukan kuda demi memenuhi kehendak tuannya. Mengingatkan manusia, mengapa justru mereka ingkar kepada nikmat-nikmat Allah. Mengapa tidak seperti kuda yang siap dikendalikan ke medan perang kapan manusia diingatkan agar tidak mencintai dunia yang membuat bakhil. Sementara nanti ketika dibangkitkan dari kubur, harta dunia yang dulu dicintainya itu tak memberi manfaat apa-apa. Pada saat itu, ditampakkan segala yang tersembunyi dalam hati. Termasuk betapa besar cintanya kepada dunia. Termasuk betapa besar diingatkan hari kebangkitan; ada hisab, ada balasan. Dan Allah Maha Mengetahui serta tak ada yang tersembunyi dari-Nya meskipun dirahasiakan rapat-rapat dalam Surat Al Adiyat mulai dari terjemahan hingga tafsirnya. Semoga kita diselamatkan Allah dari cinta dunia dan kebakhilan. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah] Daftar Login Gabung dengan Learn Quran Tafsir Bergabung dengan Learn Quran Tafsir untuk mendapatkan saripati kajian tafsir dan berita-berita dari Learn Quran Tafsir. Jika Anda memiliki akun dan telah mendaftar sebelumnya Daftar Login Gabung dengan Learn Quran Tafsir Bergabung dengan Learn Quran Tafsir untuk mendapatkan saripati kajian tafsir dan berita-berita dari Learn Quran Tafsir. Anda harus login untuk mengakses fitur ini. إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لِرَبِّهِۦ لَكَنُودٌ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لِرَبِّهِۦ لَكَنُودٌ لِرَبِّهِۦ kepada Tuhannya لَكَنُودٞ sangat ingkar/tidak berterima kasih لِرَبِّهِۦ kepada Tuhannya لَكَنُودٞ sangat ingkar/tidak berterima kasih Terjemahan sesungguhnya manusia itu sangatlah ingkar kepada Tuhannya. Tafsir Sesungguhnya manusia itu yang dimaksud adalah manusia yang kafir sangat ingkar kepada Rabbnya artinya ia mengingkari semua nikmat-Nya yang telah dilimpahkan kepadanya. Topik Assalamualaikum sahabat-sahabat… Kali ini, kita akan membahas penjelasan dan tafsir Surat Al-Adiyat. Surat yang tergolong pendek. Ayatnya berjumlah 11 ayat. Surat Al-Adiyat ini Makkiyah ayat yang diturunkan sebelum hijrah. Hal ini sesuai dengan pendapt Imam Ibnu Katsir. doc. saif Tapi, juga ada yang mengatakan, Surat Al-Adiyat ini Madaniyah surat yang diturunkan setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Oleh karenanya, dalam tafsir Jalalain, Surat Al-Adiyat ini disebut dengan Makkiyah atau Madaninyah. Begitulah sekilas penjelasan tentang Surat Al-Adiyat ini. Sebab Turunnya Surat Al-Adiyat Dalam tulisan “penjelasan dan tafsir Surat Al-Adiyat” ini penting kiranya ditulis juga asbab an-nuzulnya. Imam Nawawi al-Bantani dalam kitabnya, Marah Labid, mengutip sebuah hadis yang menjelaskan sebab turunnya Surat Al-Adiyat ini. Diriwayatkan, أنه صلّى اللّه عليه وسلّم بعث خيلا فمضى شهر لم يأته منهم خبر ، فنزلت هذه الآيات “Sesungguhnya Rasulullah saw. mengirim pasukan berkuda. Lalu, lewatlah satu bulan tidak ada kabar mengenai pasukan berkuda nabi itu. Lalu, turunalah ayat ini Surat Al-Adiyat.” Begitulah sebab turunnya Surat Al-Adiyat dalam tulisan “penjelasan dan tafsir Surat Al-Adiyat” ini. Surat Al-Adiyat بسم الله الرحمن الرحيم وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا 1 فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا 2 فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا 3 فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا 4 فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا 5 إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ 6 وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ 7 وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ 8 أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ 9 وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ 10 إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ 11 Arti Surat Al-Adiyat 1. Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, 2. dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan kuku kakinya, 3. dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, 4. maka ia menerbangkan debu, 5. dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh, 6. sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, 7. dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya, 8. dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. 9. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, 10. dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, 11. sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka. Keutamaan Membaca Surat Al-Adiyat Keutamaan membaca Surat Al-Adiyat juga besar sekali. Hal ini sebagaimana dikutip oleh banyak ulama tafsir. Syaikh Nawawi al-Banteni juga mengutip hadis ini. Rasulullah bersabda, من قرأها أعطي من الأجر بعدد من بات بالمزدلفة وشهد جمعا» “Barangsiapa yang membaca Surat Al-Adiyat, maka akan diberi pahala sesuai hitungan orang yang mabit di Muzdalifah dan orang yang menghadiri sebuah perang.” Begitulah keutamaan membaca Surat Al-Adiyat yang dapat penulis kutip dalam tulisan “penjelasan dan tafsir Surat Al-Aidyat” ini. Penjelasan dan Tafsir Surat Al-Adiyat Tafsir Surat Al-Adiyat; Demi Kuda yang Berlari وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا 1 Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, Allah bersumpah dengan kuda yang berlari cepat dalam perang. Sehingga nafas kuda itu berbunyi. Menurut Imam As-Shawi, ayat ini sebagai kinayah untuk memuji dan mengangungkan orang yang berperang. Ini sumpah yang pertama dalam tulisan “penjelasan dan tafsir Surat Al-Adiyat” ini. فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا 2. dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan kuku kakinya, Allah juga bersumpah demi kuda yang memercikkan api dengan kuku kakinya. Ketika kuda berlari cepat dan kuku kakinya menginjak batu-batu dan krikil, memerciklah api. Menurtu Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, api dalam ayat ini sama dengan api yang dinyalakn oleh seorang Arab. Ceritanya begini, ada seorang laki-laki orang Arab. Dia ikut dalam pertempuran. Tapi, dia sangat kikir. Dia tidak mau menyalakan api kecuali orang-orang sudah tertidur. Jika mereka terbangun, maka api itu dipadamkan. Agar teman-temannya tidak merasakan menfaat api itu. Lalu, Allah menyamakan api yang menyala dari kaki kuda dengan api yang dinyalakan oleh laki-laki Arab itu. Kesamaannya adalah sama-sama tidak bermenfaat. Begitulah penjelasan ayat kedua dalam penjelasan dan tafsir Surat Al-Adiyat ini. فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا 3. dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, Ini sumpah yang ketiga. Allah bersumpah demi kuda yang menyerang tiba-tiba. Serangan itu dilakukan saat pagi agar musuh tidak memiliki persiapan yang matang. فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا 4. maka ia menerbangkan debu, Lalu, setelah kuda itu menyerang, maka bertebaranlah debu-debu karena gerakannya yang dahsyat. Debu itu berterbangan di tempat musuh. Juga bisa dikatakan, debu itu berterbangan di waktu pagi. فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا 5. dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh, Kuda-kuda itu menyerbu musuh sehingga tiba di tengah-tengah mereka. Lalu musuh itu terpecah-pecah. Kekuatannya hancur. Lalu, kenapa Allah bersumpah dengan kuda-kuda yang memiliki kriteria di atas? Menurut Syaikh Al-Maraghi dalam tafsirnya, Allah memiliki beberapa tujuan tertentu untuk hal itu. Pertama, agar menjadi inspirasi bagi orang-orang yang beriman sehingga mereka menjadi orang yang sungguh-sungguh dan bersemangat. Kedua, agar orang yang beriman melatih kuda untuk berlari. Ketiga, agar orang yang beriman berlatih menunggang kuda sehingga siap bertempur ketika terpaksa berperang. Keempat, orang yang beriman wajib memiliki kuda dengan tujuan di atas yang mana menfaatnya sangat banyak. Bukan untuk sombong-sombongan atau hanya hiasan. Untuk zaman sekarang, bisa jadi yang lebih relevan bukanlah kuda. Tapi, alat-alat perang yang lain. Misalnya pesawat tempur, tank, dan lain-lain. Karena kuda sudah tidak lagi digunakan dalam pertempuran. Intinya, umat Islam juga harus siap bertempur. Umat Islam harus memiliki kekuatan agar tidak diinjak-injak oleh musuh. Tentu, kekuatan tersebut tidak hanya senjata perang. Bisa juga kekuatan ekonomi, ilmu pengetahuan, dan seterusnya. Tafsir Surat Al-Adiyat; Sungguh Manusia Itu Tidak Bersyukur إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ 6. sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, Sungguh manusia itu tidak tahu berterimakasih. Yang dimaksud manusia dalam ayat ini adalah orang kafir. Berarti maksudnya, orang kafir itu sungguh tidak bersyukur kepada Allah. Menurut Syaikh Shawi dalam tafsirnya, ada ulama tafsir yang mengatakan bahwa yang dimaksud manusia dalam ayat ini jenis. Artinya semua manusia itu memiliki potensi besar untuk tidak bersyukur dan tidak tunduk kepada Tuhannya. Mereka yang bersyukur kepada tuhannya adalah mereka yang mendapatkan pertolongan dari Allah. Yaitu mereka yang melatih dirinya untuk melakukan hal-hal yang terpuji dan meninggalkan hal-hal yang tercela. Adapun arti kanud كَنُودٌ dalam ayat di atas adalah kufur nikmat atau tidak mensyukuri nikmat. Hal ini sesuai dengan sebuah hadis, الكنود الذي يأكل وحده ، ويضرب عبده ، ويمنع رفده “Al-Kanud adalah orang yang hanya makan sendirian, memukul budaknya, dan mencegah untuk memberi tidak bersedekah” Maksud hadis ini adalah ada orang yang tidak memberikan bersedekah sedikit pun dari nikmat yang diberikan Allah kepadanya. Dia juga tidak memiliki rasa kasih sayang sama sekali kepada hambanya. Orang seperti ini disebut kanud. Orang seperti ini adalah orang yang tidak bersyukur kepada Allah. Dia kufur nikmat. Begitulah kata Syaikh Al-Maraghi ketika menjelaskan tafsir Surat Al-Adiyat ayat enam ini. Lebih lanjut Syaikh Al-Marghi mengatakan, seseorang bisa memiliki karakter di atas disebabkan melupakan dua hal; masa lalu dan masa depan. Dia hanya fokus pada apa yang di depan mata. Dia lupa masa lalunya yang penuh perjuangan, tangisan, dan doa yang dipanjatkan. Dia juga lupa pada masa depan sesungguhnya, yaitu akhirat. Ada juga yang mengatakan, yang dimaksud al-kanud dalam ayat ini adalah orang yang hanya menghitung musibah dan lupa pada nikmat yang diberikan Allah. Menurut Imam Fudail bin Iyad sebagaimana dikutip oleh Imam al-Khazin dalam tafsirnya, yang dimaksud al-kanud adalah orang yang melupakan ribuan kebaikan hanya karena satu keburukan. Kebalikan dari al-kanud ini adalah syakur. Yakni, orang yang banyak bersyukur kepada Allah swt.. Begitulah penjelasan dan tafsir Surat Al-Adiyat ayat enam ini. Lanjut ya… وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ 7. dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya, Sungguh Allah menyaksikan atas semua itu. Allah tahu pada orang-orang yang tidak bersyukur atas nikmat-nikmat yang diberikan oleh-Nya. Ayat ini juga bisa diartikan bahwa manusia itu sendiri yang bersaksi atas kelakuannya. Yakni, pekerjaan dan perbuatannya di dunia menunjukkan bahwa dia orang yang tidak bersyukur. وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ 8. dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Menurut Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, ayat ini memiliki dua makna. Pertama, manusia sangat mencintai harta. Kedua, manusia sangat kikir disebabkan mencintai harta. Dua makna ini sama-sama benar. Syaikh al-Maraghi juga mengatakan ketika menjelaskan tafsir Surat Al-Adiyat ayat 8 tersebut bahwa manusia sangat mencintai harta sehingga kikir luar biasa. Tafsir Surat Al-Adiyat; Ketika Isi Hati Tak Bisa Ditutupi Setelah menjelaskan manusia yang memiliki kondisi seperti di atas, Allah menunjukkan bagaimana seharusnya seorang manusia. Allah memberi petunjuk agar manusia senang akhirat, tidak terlalu cinta dunia, dan mengingat masa depan yang sesungguhnya. Yakni akhirat. Kita lanjut ke penjelasan tafsir Surat Al-Adiyat ayat berikutnya ya… Allah berfirman, أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ 9. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, Ayat ini bertanya, apakah manusia yang tidak bersyukur di atas tidak tahu bahwa kelak mereka akan dibangkitkan dari kubur? Ya, semua manusia akan dibangkitkan dari kubur. Lalu, mereka akan dihisab dan dibalaslah semua perbuatannya. وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ 10. dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, Ayat ini menjelaskan, kelak isi hati akan diungkapkan. Apa yang disimpan dalam hati akan ditampakkan. Tidak bisa disembunyikan lagi. Entah itu keburukan atau kebaikan. Lalu, kenapa Allah menyebut isi hati secara khusus dalam Surat Al-Adiyat ini? Menurut Imam Khazin dalam tafsirnya, anggota tubuh itu ikut hati. Anggota tubuh tidak bisa melakukan apa-apa kecuali ada keinginan yang menggerakkan. Keinginan ini tempatnya dalam hati. Benarlah kata Rasulullah, jika hati ini baik, maka biak pulalah semua jasad kita. Termasuk amal perbuatan yang dilakukan oleh jasa kita. Begitulah penjelasan tafsir Surat Al-Adiyat ayat 10 ini. إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ 11. sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengetahui kondisi umat manusia kala itu. Yakni, di hari kiamat. Apakah di selain hari kiamat Allah tidak mentetahui? Ya mengetahui juga. Hanya saja ayat ini menegaskan bahwa Allah akan membalas semua perbuatan manusia di waktu itu. Menurut Sayid Thontowi dalam tafsirnya, Al-Wasith, tiga ayat terakhir dalam Surat Al-Adiyat ini mengajarkan tiga hal. Pertama, memberi peringatan kepada kita yang tidak bersyukur. Kedua, memotivasi kita untuk bertafakkur dan i’tibar merenung. Ketiga, mengingat kedahsyatan hari kiamat. Itulah penjelasan dan tafsir Surat Al-Adiyat. Semoga kita bisa merenungi dan mengamalkannya. Amin! Referensi Tafsir Hasyiyah as-Shawi Tafsir Ibnu Katsir Tafsir Al-Maraghi Tafsir Al-Wasith Tafsir Marah Labid Tafsir Al-Khazin

sesungguhnya manusia akan menyaksikan sendiri